‘Yang tak pernah selesai’


Terkadang di dalam hidup ini aku harus mengayuh sisi terang, sisi gelap, dan sisi keabu-abuan sendiri… ya tanpa orang lain.
Disaat sendiri pun ekspresi jiwaku tentang keputusasaan, kepasrahan, dan kekosongan muncul, ini menjadi altar keterputusan dalam hidup umat manusia.
Sedangkan jalan masih panjang ?
Atau bahkan sangat singkat, tergantung pemaknaan kita masing-masing terhadap suatu kenyataan hidup.
Sebenarnya pun aku masih mencari sintesa semesta yang menenangkan jiwa, aku harus lawan Nietszhe terhadap tafsirnya kepada orang-orang yang meyakini sesuatunya untuk sebuah ketenangan…
Ya…dimana hidup itu penuh warna, makna, kebahagiaan, kebenaran serta keindahan.
Aku tak mengatakanya mereka adalah orang yang 'sakit’ tetapi aku menilai mereka sebagai orang yang sudah menemukan kebahagiaanya.
Jadi apa yang lebih baik ? 
Terlahir untuk kehidupan tanpa rasa atau tidak terlahir dan aku bukanlah sebagai aku…
Bagiku, proses terus menerus mencari adalah yang terbaik…
Bahagialah yang tidak pernah puas terhadap hal apapaun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gedung Bappenas Pernah Jadi Monumen Yahudi ?

sang revolusioner jalan pembebasan atau jalan munuju tangga kekuasaan ?