Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Penghujung Tahun ini, pengalaman adalah sejarah

Rayakanlah rayakan Jangan tangisi Jangan ratapi Penghujung tahun penuh harap di dalam ruang kesunyian Disana mungkin manusia berpesta pora Disana mungkin manusia bersuka cita Disana mungkin manusia bersyukur nikmatnya Semua adalah kebebasan, kebebasan untuk bahagia Sementara aku disini, ya aku memilih untuk bersunyi dan aku juga punya harapan Sebagaimana hari-hari lalu adalah guru berharga Jakarta, 31-Desember-2012 Akhir tahun bukan nestapa

Sendiri, menyendiri

Semakin terpinggir aku dalam percikan perjuangan suci dan keganasan hidup yang gila, kesakitan membuat aku meredup bak hilang dalam lumpur-lumpur menjijikan itu Beberapa hari aku dirumah merasakan sepi damai dan statis, seperti tak ada apa-apa disini Aku nyaman, namun aku resah Diluar kawan mungkin sedang berjuang tentang perjuangan kebenaran, kebaikan, dan keindahan yang diajarkan lewat pengetahuan universal atau kawan ku sedang bersandiwara tentang nilai esensial sang bajingan pencari eksistensi Aku curiga Ya aku ragu Aku juga delima dan aku ingin bertanya Apakah ruangku adalah ruang yang sama dengan kawanku misalnya ? Tapi dia kawan ku, dan aku tidak bisa menolaknya karena kami sama manusia. Suatu keyakinan ku, kawanku juga manusia dan kau tau bagaimana manusia tak perlu kugambarkan itu Ah kawan perjuangan bukan nilai diantara oposisi biner yang kaku 1 + 1 = 2 Salah dan benar Baik dan buruk Indah dan tidak indah Karena semua itu konsep dan kata buatan manusia Biarla

Al-Qur'an, Das Capital dan perjuangan hari ini

Berangkat dari suatu kehidupan, sebagaimana takdir telah mengejawantahkan kedirian lahir, tumbuhkembang, dan mati dalam alam raya. Manusia diantara dua pilihan, dan ketika manusia mulai mampu untuk menggunakan rasio (akal) dalam memaknai hidup ini. Manusia mulai mempertanyakan mana yang lebih dahulu yang materi atau non materi (metafisika) ? Dan hal tersebut mempengaruhi cara orang berfikir serta bertindak. Yang pertama menganut materi percaya bahwa yang rasional (pengetahuan) hanya bisa didapat oleh panca indera serta kebenaran itu sendiri adalah yang nyata, yang kedua non materi (metafisika) bahwa pengetahuan asalnya dari zat yang tidak terlihat (metafisika) dan kebenaran itu sendiri adalah nilai yang terkandung didalamnya. Sejak saat itulah pertentangan filsafat materialisme dan idealisme berkintradiksi. Tapi disini saya tidak akan membahas panjang lebar filsafat tersebut, saya akan membahas tentang latar belakang yang mepengaruhi perjuangan kedua pahlawan besar yang namanya tercata

Aku dan keyakinan tentang 'Tuhan'

Tak usah ditanya, aku ini beragama dan aku yakin tapi aku tak rajin. Aku masih ingin mencari esensi tentang kepercayaan, bagaimana harus percaya Tuhan dan Agamanya ? Jika katakan aku percaya apakah akan menjadikan aku hidup lebih baik ? Sebanyak yang ku lihat tentang apakah mereka punya suatu keyakinan dan melaksanakan dengan baik memang dikatakan 'iya' tapi ada yang kurang dan sangat di sayangkan, orang yang rajin menyembah Tuhanya belum tentu baik dalam hidupnya bersama manusia lainya dan alamnya, seringkali mereka memisahkan yang 'teologis' dan yang sosial. Perkara diriku, itu kesalahanku dan aku akan pertanggungjawabkan itu, aku mau jika suatu saat aku mulai meritual kan diriku dengan Tuhan nilai Ketuhanan dan kitabnya juga tercermin dalam kehidupan sehari-hariku. Tetapi yang membuatku resah adalah pemisahan antara ritual keagamaan dan suatu kehidupan sosial manusia dan itu nyata saat ini. Tentang teologi atau kepercayaan pada suatu keyakinan dengan segala ritual

Eksistensi Tanpa Landasan

Terkadang aku membenci eksistensi, keramaian dan dikenal adalah sesuatu yang fana yang didalamnya penyakit-penyakit kedengkian-kedengkian, kemunafikan, kekosongan, dan kepalsuan terbalut menjadi suatu sistem kebobrokan, ia adalah suatu bangkai hidup. Aku lebih suka apa adanya, adanya hidup dan bukan sebagaimana harus hidup. Sebagaimana itu menuntut, dan menuntut adalah sesuatu yang seringkali dipaksakan pemaksaan akan menjadi sebuah kepalsuan karena jalan untuk menempuhnya adalah jalan kegelapan, bagiku yang terang itu tidak menuntut melainkan sebuah kewajiban. Kewajiban bukan sesuatu pemaksaan ia merupakan suatu keyakinan dimana manusia melakukan dengan hati yang riang dan ikhlas. Dunia hari ini adalah dunia yang sibuk tetapi kesibukan itu kosong tanpa makna, yang ada hanyalah manusia berlomba-lomba mempercantik eksistensi yang kokoh pada bagian luar tetapi didalamnya rapuh, serapuh kayu tua di gudang rumahku. Eksistensi harusnya dilandasi oleh esensi agar ia tumbuh subur layaknya

Nasakom Soekarno Hari ini

Nasakom atau singkatan dari Nasionalisme, Agamisme, dan Komunisme adalah bagian dari pemikiranya Soekarno sebagai salah satu Founding Fathers Bangsa kita Indonesia. Nasakom yang ditulis Soekarno pada tahun 1926 adalah bagian dari pada media perjuanganya yang ditulis dalam surat kabar untuk menyadarkan bahwa kita bangsa Indonesia adalah satu nasib seperjuangan yang dijajah oleh negara polisi kolonial Belanda. Memang kala itu banyak organisasi perjuangan partai politik, gerakan pemuda, dan wanita bertebaran dalam memperjuangkan hak-haknya dari lindasan kekurangajajaran pemerintah kolonial Belanda, namun kala itu masing-masing bergerak pada pemahaman organisasi nya masing-masing tanpa mempunyai tujuan bersama untuk merebut Indonesia merdeka. Kemudian lewat tulisan 'Nasakom'nya Soekarno berupaya untuk menyatukan aliran yang berbeda tersebut dalam satu tujuan yakni Indonesia merdeka, karena perlu diketahuai secara historis kelemahan dalam mencapai suatu tujuan bersama itu adalah te

Menulis Lebak, Banten.

Aku ingin menulis lebak kemarin, tapi aku malas aku ingin dulu menikmati alamnya, lingkungan masyarakatnya, kesederhananya, makananya, bau-bau rumput dan tetumbuhan layaknya orang kota yang yang sering menghirup asap, debu, polusi kendaraan dan sampah-sampah kota aku ingin memerdekakan paru-paru ku, otaku, dan jiwaku dan disini aku merasa merdeka, menyelam, menyatu bersama alam dan masyarakat desa yang ramah tamah. Kabupaten lebak, desa sindangratu, desa sogong tepatnya aku kunjungi dalam rangka survey untuk tempat kegiatan uhamka menyala, ya suatu kegiatan yang bertendensi pada sisi pendidikan dan sekaligus menyiarkan dakwah tentang nilai-nilai ketuhanan, moralis, dan sebagainya yang baik-baik dan ini adalah bagian dari catur dharma perguruan yang ketiga dan keempat bagi kami yang mengenyam pendidikan di Universitas Muhammadiyah, yakni pengabdian masyarakat dan Al Islam kemuhamadiyaan. Bagiku keadaan disana tidak begitu menyedihkan, hanya akses jalan dan beberapa bangunan dan fasili

" Aku ingin tak pernah selesai "

Gambar
aku ingin tak pernah selesai Aku tak ingin menjadi bahan bakar minyak, karena itu akan selesai pada suatu saat semesta belum selesai tapi aku ingin menjadi tenaga angin karena akan habis bersama habis nya semesta Aku tak ingin berbicara tentang sesuatu hal yang tidak aku mengerti tapi aku akan bicara bila itu tentang suatu hal yang aku pahami aku juga tidak akan menjadi api yang menjilat habis aku ingin sekali menjadi udara yang menyegarkan setiap hembusan nafas Bukan persoalan dikenal atau tidak atau katakan mempunyai kekuasaan dalam suatu kelompok/lembaga tetapi bagaimana soal menjaga keharmonisasian tentang sesama ini bukan soal kuasa tapi soal bersama ya..bersama menuju masyarakat adil dan sejahtera Aku tak ingin habis termakan senja juga kerut-kerut diwajah yang lelah, dan tertelan oleh kematian yang sia-sia aku ingin habis-habisan menerjang kelam penatnya kehidupan, agar aku puas...puas karena berbuat sesuatu dan aku bukan yang sakti BERETORIKA...

BEM UHAMKA PERIODE 2016/2017

Gambar

Setetes PeriKemanusiaan

Gambar
Banyak yang berbicara tentang pelbagai persoalan tentang manusia Bahkan, tak habis-habisnya dibahas oleh filsuf, akademisi, pemuka agamawan, cendikiawan, bahkan orang awam sejak zaman purbakala Dari ketika manusia mulai mampu menalarlkan pikiran nya terhadap semesta… Dan ketika semesta memberikan hukum-hukum bagamimana seharusnya bersikap sesama manusia… Semuanya wajar-wajar saja, karena bagian dari kodrat hidup Yang tak wajar adalah ketika hanya berbicara tanpa bisa melakukan aksi nyata Salam sesama mahluk manusia Terhadap semua masalah dunia Membahu dalam asa dan rasa Jangan pertimbangkan terlalu lama Karena menyangkut derita Sahabat kita Sebangsa dan setanah air kita Saudara kita Di Aceh sana.

Harapan Semesta

Gambar
Selalu ada harapan untuk sebuah kehidupan, teruntuk siapapun mereka Yang serius Yang suka mencela Yang menyindir Yang iri Yang baik Yang abu-abu Yang netral Yang berpihak Dst Dibenak jiwa terdalam.

SemestaMu

Gambar
Dia Bulan, Masih Temani manusia yang mencari jati diri, manusia yang mencari inspirasi, manusia yang berdoa pada ilahi… Dia, adalah kesempurnaan di kala sunyi.

‘Yang tak pernah selesai’

Gambar
Terkadang di dalam hidup ini aku harus mengayuh sisi terang, sisi gelap, dan sisi keabu-abuan sendiri… ya tanpa orang lain. Disaat sendiri pun ekspresi jiwaku tentang keputusasaan, kepasrahan, dan kekosongan muncul, ini menjadi altar keterputusan dalam hidup umat manusia. Sedangkan jalan masih panjang ? Atau bahkan sangat singkat, tergantung pemaknaan kita masing-masing terhadap suatu kenyataan hidup. Sebenarnya pun aku masih mencari sintesa semesta yang menenangkan jiwa, aku harus lawan Nietszhe terhadap tafsirnya kepada orang-orang yang meyakini sesuatunya untuk sebuah ketenangan… Ya…dimana hidup itu penuh warna, makna, kebahagiaan, kebenaran serta keindahan. Aku tak mengatakanya mereka adalah orang yang 'sakit’ tetapi aku menilai mereka sebagai orang yang sudah menemukan kebahagiaanya. Jadi apa yang lebih baik ?  Terlahir untuk kehidupan tanpa rasa atau tidak terlahir dan aku bukanlah sebagai aku… Bagiku, proses terus menerus mencari adalah yang terbaik… Bahagi

dikejar kenyataan

Gambar
Taburan bintang di langit-langit alam raya Kerlap-kerlip cahaya lampu penerang jalan Bising deru mesin bus, mobil-mobil, dan sepeda motor Suara alunan musik menusuk kegelisahan Obrolan penuh harapan Obrolan kegelisahan hati Obrolan tentang janji Obrolan tentang materi Rekam jejak aktivitas yang tinggi Disana, Gedung-gedung menjulang tinggi Melebihi mewahnya istana-istana zaman raja-raja kuno Rupa-rupa cahaya mencakar langit-langit Tempat dimana cahaya ilahiah bertemu cahaya manusia Dialah kota harapan, tempat dimana istirahat tak pernah sempat

Untuk kau, lisanku terbungkam

Gambar
Ucapku tak menghapus air mata Kata lisanku tak membalikan kau  Ocehan ku pupus oleh angin yang menerka Kau tutup telinga mu tentang suaraku Kau penjarakan pikiranmu dari diriku Bahkan, Kau hapus imaji wajahku Pilu… Tentang kamu pun aku sulit menembus Bagai ku ambil mutiara di dalam samudera Atau orang sipil dikala perang Sulit.. Ya layaknya 10 jalan yang dihamparkan kepadaku, kemanakah aku harus bergegas ?  Untukmu, hanya untukmu… Seribu wanita ku perbincangkan, namun yang melekat dalam dinding jiwa ku hanya kau… Maka ku cari kau Sampai kemanapun, kapanpun  Untukmu kutulis dikala lisan tak mampu bersua daun telingamu ~

Kemerdekaanku adalah kemerdekaan ilusi

Gambar
Kenyataan adalah ungkapan manis dan hitam mungkin juga abu karena keterbatasan nalar, dia manifestasi selera kacamata pandang Hidup menjadi begitu berarti atau tawar tanpa rasa sama sekali, menimbang kehidupan hari ini yang penuh kompleksitas serta dinamikanya yang terus berubah, menerkam segala kenyamanan. Potret hari ini adalah apa yang bisa dikatakan baru dari pada yang baru, kekunoan adalah hal yang begitu cepat berlalu, tidak ada kenangan yang ada adalah mengejar ketertinggalan. Masa lampau bukan lagi dijadikan nilai agung, tapi semacam nilai kuno yang harus ditinggalkan Hidup tak ayalnya seperti dalam kecepatan tanpa saringan yang kokoh membawa manusia terasing dari nilai yang seharusnya Aku berada dalam sadar di ketidaksadaranku, membawaku semakin jauh Jauh… Meninggalkan makna yang lama Membeku menjadi robot yang digerakan mesin pencipta Dan itu bukan Tuhan, tetapi ide-ide buatan segelintir orang Aku semakin mengikis kemanusiaanku, sampai aku hanya peduli

Uhamka Menyala Ta"aruf

Gambar
Alhamdulillah panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya, sehingga kegiatan fase kedua dari UHAMKA MENYALA yakni UHAMKA MENYALA TA'ARUF dapat berjalan dengan lancar shalawat serta salam tak lupa saya hanturkan kepada junjungan besar Islam sang revolusioner Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabatnya yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang penuh pencahayaan ini melalui suatu gerakan teologi pembebasan. Semoga nilai teologi pembebasan yang dimanifestasikan Nabi Muhammad SAW dalam memebebaskan manusia dari serangkaian kegelapan dan etika buruk dapat juga kami lakukan di mana saat ini kami hidup. Hidup tak sendiri, hidup itu berdampingan, berdampingan harus punya landasan, yakni landasan kemanusiaan, jika hidup tak punya landasan kemanusiaan, manusia tak ayalnya hidup kembali dimana hukum rimba berlaku. Semoga apa yang kami lakukan dengan kegiatan kami tidak sia-sia, tidak hanya eksiste

Paulo Freire dan Harapan Seorang Pemuda

Gambar
Hari ini aku mau menulis Freire, seorang tokoh pendidikan dari Amerika Latin sana tepatnya beliau berkewarganegaraan Brazil. Seorang humanisme yang peduli pada pendidikan ‘marginal’ yakni pendidikan yang dalam bahasa saya, pendidikan yang ada di persimpangan jalan peradaban. Hari ini pendidikan begitu ekonomisme, ditengah maraknya dan mendarah dagingnya kapitalisme global dimana modal dan keuntungan adalah komoditas utama dari sebuah zaman yang sedang kita alami atau dengan kata sederhana pendidikan tak ayalnya hanya menciptakan calon lulusan yang siap kerja, calon lulusan yang sesuai dengan kriterianya pasar. Dunia hari ini bekerja mengasingkan manusia dari jati dirinya sendiri dan manusia dicekoki oleh kebudayaan yang berorientasi hanya pada keuntungan belaka, materi adalah hal utama sehingga menciptakan ego individualisme atau pun kelompok demi sebuah kepentingan dan menunjang eksistensi kehidupan. Seyogyanya pendidikan yang dimaksud Paulo Freire dan telah di bahas oleh

UhamkaPeduliAceh

https://rickimlaldini.tumblr.com/post/154294392103/karena-tugas-mahasiswa-tidak-hanya-demonstrasi

Monolog Seorang Wanita Tua

Mata rantai kehidupan ibukota Tak ayal nya ritme sistem tata surya yang terus bergerak Tak gerak maka akan mengakibatkan kehancuran, Kehancuran apapun itu Di sebuah jalan dibawah kolong jembatan ibukota Seorang wanita tua sedang menarik gerobaknya Melewati aspal jalan yang kokoh Panas terik yang menusuk Didepan kendaraan beroda empat Dihadapnya kedaraan beroda dua Menilik perhatian para pengguna jalan Tarikan nafas nya begitu kuat, mengatur ritme agar kuat mengangkut gerobak kayunya Gerobak tua itu barangkali simbol rezekinya Yang ia tarik kesana-kesini demi untuk makan sehari Perbincangan dalam diri Seorang wanita senja hari Penuh harap akan kasih manusiawi Dan berdoa pada diri untuk ilahi Monolog seorang wanita tua Sebuah pengharapan yang dipenjarakan Hanya akan ada harapan akan hidup di hari esok Monolog seorang wanita senja Dala hatinya menyingsing pijar cahaya Cahaya yang bisa ditangkap, bagi ia sang pembebas manusia Dari sagala kebebrokan bangkai sistem k

Tan Malaka : Massa Aksi

Gambar
Berangkat dari konsekwensi memilih demokrasi sebagai instrumen politiknya, Indonesia dan rakyatnya sebagai elemen hidup musti berterimakasih pada Tan Malaka. Lewat buku yang dikarangnya yakni 'Massa Aksi' ia menjabarkan bagaimana menyusun, mengorganisir, serta menggerakkan sebuah masa yang sadar akan haknya untuk bergerak menuntut kemerdekaanya sebagai warga negara yang dijamin oleh konstitusi. Tan, membuat karya tersebut sebagai reaksi terhadap PKI yang gegabah ingin melakukan revolusi pada zaman kolonial Belanda, tujuanya adalah untuk menumbangkan kekuasaan kolonial Belanda dan membentuk Negara dibawah komando PKI. Namun revolusi itu gagal karena menurut Tan Malaka syarat-syarat revolusi blm terpenuhi. Revolusi kata tan harus berangkat dari kesadaran individu, bahwa ia mempunyai hak dan kewajiban tentang kehidupanya, kemudian baru persepsi itu disatukan dalam kekuatan massa aksi, artinya massa/rakyat yang bergerak atas dasar kesadaran individu da

Pemikiran Filsafat, Abad Pencerahan & Revolusi Industri

Oleh Ricki Maldini [1] Kehidupan umat manusia khususnya di Eropa dan di belahan dunia lain pada umumnya mengalami kemajuan di bidang industri,ekonomi,sosial dan budayanya tidaklah lepas dari terbebasnya pemikiran manusia atas dogma gereja di Eropa pada abad ke IV sampai ke XV.Ini merupakan prestasi yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia yang sebelumnya mengalami stagnan di bidang pemikiran,yang menghambat peradaban umat manusia. Keterkekangan tersebut membuat para pemikir-pemikir Eropa saat itu melihat kejayaan pada masa filsafati Yunani-Romawi kuno dapat menopang peradaban besar saat itu,hal itulah yang membuat mereka terinspirasi untuk kembali membuka cakrawala pemikiran dengan dasar berfikir yang telah di paparkan oleh para filsuf zaman kuno Yunani sepertia Sokrates,Aristoteles,plato dan sebagainya. Kemudian munculah tokoh-tokoh seperti Leonardo da vinci,Michelangelo,Francis Bacon,Niccolo Machiavelli.Dan salah satu jembatan pemikiran bagi generasi-generasi selanjutnya adalah

KEMENTERIAN SOSIAL DAN PENDIDIKAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UHAMKA “Sebanyak Buah di Tanjung Harapan Kita"

Oleh : Ricki Maldini [1] Aku coba mulai berbicara tentang si lemah dan si kuat, katanya aku anarkis … Aku coba untuk pahami duniaku, namun pemahamanku dikikis perangai media massa Mungkin pendidikan lebih baik… ya.. jika tak baik apa bedanya dengan si ras kulit putih yang mencekik ? Dan aku coba untuk berbicara tentang sebuah kebenaran, katamu itu salah… Pendidikan macam apa ini ? Untuk apa ada pendidikan jika pertanyaan ku terbentur meja kekuasaan ? Untuk apa ada pendidikan jika peryantaan ku keluar dari relnya jalan kebenaran ? Apakah hanya kau yang layak menafsirkan kebenaran ? Akh..kau hanya manusia seperti layaknya diriku dan lagi-lagi kau ikuti pola si kulit putih untuk pertahankan tahta, harta, dan sebuah kejayaan.. Takutkah kau tersingkir ke pinggir persimpangan jalan ? Kita ini adalah satu tujuan yang sama bung, lihat… kami rakyat dan kami mempunyai kedaulatan tertinggi dalam sistem demokrasi kita… kau bukan seorang rajakah ? dengan bangsawan dan