Untuk kau, lisanku terbungkam


Ucapku tak menghapus air mata
Kata lisanku tak membalikan kau 
Ocehan ku pupus oleh angin yang menerka

Kau tutup telinga mu tentang suaraku
Kau penjarakan pikiranmu dari diriku
Bahkan, Kau hapus imaji wajahku

Pilu…
Tentang kamu pun aku sulit menembus
Bagai ku ambil mutiara di dalam samudera
Atau orang sipil dikala perang

Sulit..
Ya layaknya 10 jalan yang dihamparkan kepadaku, kemanakah aku harus bergegas ? 
Untukmu, hanya untukmu…

Seribu wanita ku perbincangkan, namun yang melekat dalam dinding jiwa ku hanya kau…
Maka ku cari kau

Sampai kemanapun, kapanpun 
Untukmu kutulis dikala lisan tak mampu bersua daun telingamu ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gedung Bappenas Pernah Jadi Monumen Yahudi ?

sang revolusioner jalan pembebasan atau jalan munuju tangga kekuasaan ?