Dialog dengan seorang rantau
Dini hari ini hujan menghujam renda-renda pernikahan kawanku, membawa angin yang kini berkawan dengan seorang lajang. Seseorang tanpa ku kenal datang menghampiri kami yang sedang bercanda gurau melucukan segala persoalan hidup, bukan cercaan tetapi sekedar menghibur pelipur lara sekawan yang tergoncang atau barangkali hanya sekedar menghidupkan suasana yang diliputi kegembiraan. Ya...pernikahan dua anak manusia, manusia yang harus meneruskan tugas suci atau kutukan Tuhanya itu, tergantung dalam kepala siapa pemikiran bersemayam tentunya bagiku itu termasuk sesuatu yang suci. Seorang rantau ! Aku bahkan tak sempat bertanya, hanya menyimak di setiap kalimat-kalimat sabda nya. Ku anggap begitu, bagaikan dosen yang sedang menerangkan teori-teori di dalam perkuliahan ini masih bisa ku sangkal. Maka ku sebut ia semacam memuntahkan mantra-mantra nya untuk segerombol pemuda, yang mungkin dianggapnya perlu untuk tahu. Datang dan berbicara tentang sebuah kehidupan. Aku seperti ditelanjangi