Ramadhan dan Indonesia Merdeka
Metro Online |
“
Ketika
kamu mulai bisa menangkap apa makna dibalik sesuatu, kamu akan mulai bermain
dengan sebuah kunci, tugas kamu untuk selebihnya adalah menangkap mengungkap
apa yang ada didalamnya “
Bulan Ramadhan memiliki
kekuatan nya sendiri, karena ia merupakan titah dari penguasa alam raya ( Allah
SWT ) yang dititipkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengajarkan umatnya untuk
melakukan sesuatu yang wajib dalam ajaran agama Islam.
Kekuatan itu tentunya
tidak akan pernah terlepas dari kekuasaan Allah SWT, dan oleh sebab itu kita
yang meyakini nya akan mendapatkan kekuatan yang luar biasa tersebut ke dalam
diri kita, kekuatan itu mula-mula masuk kedalam hati dan kemudian akal.
Hati dan akal yang
dikombinasikan dengan keyakinan ( Kitab Suci ) akan mengakibatkan efek luar
biasa jika disikapi dengan bijaksana dan tidak membeku.
Kita yang mengaku
sebagai warga Negara Republik Indonesia, tentunya memiliki sebuah memori
kolektif, yang mengingatkan kita pada kekuatan bulan Ramadhan itu sendiri yang
memberikan spirit dalam diri bahwa penjajahan harus dienyahkan dari bumi ibu
pertiwi.
Namun, perlu kita
garis bawahi bahwasanya perjuangan melawan penjajah juga merupakan konstribusi
dari lintas Agama, ras, dan golongan. Dalam artikel ini, saya berupaya untuk
menuliskan bahwa kemerdekaan ketika itu bagi pemeluk muslim adalah suatu
kekuatan karena bertepatan dengan bulan ramadhan, yang notabenenya diwajibkan
untuk menahan hawa nafsu, menjalankan kebaikan, serta menahan lapar dan haus.
Bagaimana Jalan
ceritanya ? Mari kita simak ulasan berikut ini :
Dimulai
dari persistiwa – peristiwa penting menuju kemerdekaan Indonesia terjadi pada
bulan Ramadhan 1334 H. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk
satu hari menjelang malam pertama bulan Ramadhan. Pada tanggal satu Ramadhan
tentara sekutu menjatuhkan bom ke kota Nagasaki yang berakibat lumpuhnya
kekuatan Jepang dan berada di ambang kekalahan perang.
Keesokan
harinya pada tanggal dua Ramadhan, Soekarno, Hatta dan Radjiman menemui
Marsekal Terauchi di Vietnam untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia. Pada
tanggal 6 Ramadhan Jepang menyerah kepada sekutu. Ketika Soekarno, Hatta, dan
Radjiman tiba di Indonesia, para Pemuda yang telah mendengar kabar menyerahnya
Jepang kepada sekutu mendesak untuk segera memproklamirkan kemerdekaan namun
ditolak. Hingga akhirnya para pemuda menyusun kerjasama dan siasat untuk
merebut kekuasaan dari Jepang.
Pada
malam harinya sekitar pukul 22.00 tanggal 7 Ramadhan para pemuda yang dipimpin
oleh Wikana mendatangi kediaman Soekarno untuk mendesak Proklamasi kemerdekaan
dilakukan malam ini juga. Dini hari pada 8 Ramadhan Soekarno dan Hatta diculik
ke Rengasdengklok. Dalam masalah penculikan, Soekarno memberikan kritik keras
kepada para pemuda yang tidak memahami masalah proklamasi dengan Indonesia yang
terancam Jepang dan sekutu. Meski Bung Karno adalah penyambung lidah rakyat,
Bung Karno tidak mau didikte pemuda agar menggemakan Proklamasi pada tengah
malam.
Bung
Karno menuturkan bahwa sejak dari Saigon, sudah merencanakan proklamasi pada
tanggal 17 Agustus 1945 karena diyakini 17 merupakan angka keramat. Al- Qur’an
diturunkan pada 17 Ramadhan. Shalat Seharinya terdiri dari 17 Rakaat, dan
diplihnya hari yang mulia, Jumat (Api sejarah 2).
Baru
keesokan harinya pada pukul 10.00 proklamasi dikumandangkan dan bertepatan
dengan Jum’at 9 Ramadhan 1334/17 Agustus 1945.
Berkat
rahmat Allah yang Maha Kuasa, akhirnya Indonesia mendapatkan kemerdekaan nya
sekaligus melepas karangkeng dari penjajahan Jepang. Terlepas dari teropong
sejarah yang terjadi ketika itu yang kemudian dituliskan dalan ruang-ruang sejarah
Indonesia kita, sepatutnya kita sebagai generasi penerus memaknai nilai sejarah
ini dengan nilai kebaikan yang terkandung dalam kejadian tersebut dengan
memaknai nya terhadap kehidupan pribadi maupun sosial kita masing-masing,
apalagi bertepan dengan ramadhan 2018 dimana kita bisa mengasah pribadi
kemanusiaan kita agar lebih baik lagi di hari-hari yang akan datang dengan
ridha dari Allah SWT. Aamiin …
Sumber : Islam pos
Komentar
Posting Komentar
Bagaimana menurut anda ?