Membongkar Makna Pengetahuan dan Kekuasaan !.


Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekadar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki[1].
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo, 2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti, 1992)[2].
Kekuasaan terbagi menjadi 2 sifatnya, ada kekuasaan yang positif dan ada kekuasaan yang negatif :
1.      merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Allah kepada individu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat mempengaruhi dan mengubah pemikiran orang lain atau kelompok untuk melakukan suatu -tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun mental. Namun di dalam kekuasaan tidak semuah yang berkuasa memiliki kewenangan, karena kewenangan bersifat khusus
2.      Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa arogan, egois, serta apatis dalam memengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh pemegang kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik maupun mental. Biasanya pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang baik,mereka hanya berfikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa melakukan pemikiran yang tajam dalam mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri kadang-kadang tidak dapat menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan kepada orang atau kelompok yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir tadi. dan biasanya kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari keuntungan pribadi atau golongan di atas kekuasannya itu. karena mereka tidak memiliki kemampuan atau modal apapun selain kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan para pemegang kekuasaan bersifat negatif tersbut biasanya tidak akan berlangsung lama karena tidak akan mendapatkan dukungan sepenuhnya oleh rakyatnya.
Di negara demokrasi, dimana kekuasaan adalah ditangan rakyat, maka jalan menuju kekuasaan selain melalui jalur birokrasi biasanya ditempuh melalui jalur partai politik. Partai partai politik berusaha untuk merebut konstituen dalam masa pemilu. Partai politik selanjutnya mengirimkan calon anggota untuk mewakili partainya dalam lembaga legislatif. Dalam pemilihan umum legislatif secara langsung seperti yang terjadi di Indonesia dalam Pemilu 2004 maka calon anggota legislatif dipilih langsung oleh rakyat.
Dalam sejarah peradaban manusia kekuasaan banyak diidentikan dengan hal-hal/cerita/sejarah yang negatif, sehingga menyebabkan bergeser nya makna kekuasaan yang sebenarnya dari positif ke negatif, memang pada kenyataan nya kekuasaan memberikan pilihan antara kedua sifat yang berlawanan tersebut. Namun, kekuasaan membutuhkan pengetahuan, maka orang yang berpengetahuan adalah jalan kemungkinan menuju kekuasaan.
Ada suatu istilah yang dibidani oleh Francis Bacon yang sangat terkenal yaitu ‘ knowledge is power ‘ pengetahuan adalah kekuasaan. Disatu sisi, ungkapan ini mewakili refleksi dari zaman ke zaman, dan menjadi hukum alam ( sunnatullah ) dari tatanan nan kesalinghubungan antara sejarah perkembangan pemikiran manusia dengan realitas sosialnya. Namun, keyakinan ‘ knowledge is power ‘ itu juga memacu manusia untuk dapat menguasai, memanipulasi dan mengeksploitasi tidak hanya pada alam, pada dataran yang lebih rumit, tetapi juga sesame manusia [3]. Maka, masih berangkat dari istilah ‘ knowledge is power ‘ tersebut, diantara atmosfir keberkuasaan suatu sistem ilmu dan peradaban, termasuk politik, selalu muncul letupan-letupan pemikiran yang lain yang ingin membongkar suatu kemapanan status quo yang mendominasi wacana publik.
Kembali ke dalam diri masing-masing, jika saya berpengetahuan apakah saya dapat berkuasa ?

Seseorang yang mencari pengetahuan dibanding yang lain nya akan lebih mengetahui sesuatu hal, misal nya ; Apa itu politik dan bagaimana cara kerja serta fungsi dan tujuan nya ? Jelas ia akan menjadi politikus yang berbicara atas dasar kenapa politik harus bekerja, atau kinerja seorang ilmuan nuklir yang merencanakan produk buatan nya itu sebenarnya untuk kemaslahatan hidup umat manusia ?

Lalu bagaimana kemudian semua hal berguna yang dibangun atas dasar pengetahuan menjadi sebuah alat untuk menuju kekuasaan atau mempertahankan sebuah kekuasaan ?
Dengan kata sederhana apakah pengetahuan dan kekuasaan saling berkait erat ? Jika jawaban nya adalah iya, maka pengetahuan menjadi begitu mungkin tidak berguna menurut ukuran kemaslahatan hidup orang banyak. Tergantung dari mana pengetahuan tersebut digulirkan.

Di zaman dengan semangat kemerdekaan pikiran dan kebebasan berpendapat ini, seharusnya kita sebagai masyarakat suatu bangsa lebih memahami terkait dengan persoalan-persoalan yang terjadi. Dimana suatu kepentingan menjadi begitu sangat rumit ketika dihadapkan ke depan publik, soal nya sebenarnya adalah kepentingan individu atau kelompok bukan soal umum (masyarakat) secara keseluruhan yang mendiami suatu Negara tertentu misalnya.

Dengan terkait erat nya pengetahuan dan kekuasaan, akhirnya kita harus lebih cerdas melihat suatu persoalan, karena kepentingan akan selalu ada di setiap sudut sejarah sosial masyarakat dalam bentuk apapun dan kepada siapapun. Pengetahuan adalah nilai, karena hal tersebut yang membantu manusia memahami teka-teki alam dan masyarakat, bahkan diri sendiri, maka kita harus bijak dalam menggunakan pengetahuan yang kita miliki sebagai individu, kelompok, mauoun sebagai bangsa. Kekuasaan adalah alat yang mempunyai 2 sifat yakni, positif dan negatif, maka sebagai masyarakat yang sadar dan kritis kita harus menggiring nya bersama-sama kearah yang positif siapapun itu dan dari golongan apapun.

Dengan nya relasi antara pengetahuan dan kekuasaan akan berjalan untuk kemaslahatan umat manusia, bukan berjalan dalam tragedi tragis umat manusia, kita telah belajar banyak dari seharah kelam kita dan dunia.





[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan                                                                                   
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan
[3] Santoso Listiyono dkk. Epistemologi Kiri. AR-RUZZ MEDIA .Yogyakarta. 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gedung Bappenas Pernah Jadi Monumen Yahudi ?

sang revolusioner jalan pembebasan atau jalan munuju tangga kekuasaan ?