Gedung Bappenas Pernah Jadi Monumen Yahudi ?
Judul ini saya sadur dari buku nya Alwi Shahab tentang ‘ Batavia Kota Banjir’ , kamu pasti ga asing kan dengan kata Yahudi ? bagaimana kamu membayangkan nya ketika kamu melihat nya di layar televisi tentara Israel sedang menginvansi Palestina ? Atau Israel yang tidak menuruti perintah dari PBB ?
Yahudi identik dengan Israel,
kenapa ? Karena semua itu telah direncanakan oleh Inggris untuk mengumpulkan
semua orag Yahudi agar mendapatkan sebuah tanah air, tetapi mendapat hambatan
serius dari Kerajaan Ottoman ketika itu, Sultan Hamid II berkata “ Tidak akan
kubiarkan yahudi masuk ke dalam kekuasaan kerajaan ku dan membentuk suatu Negara
ketika aku masih hidup “. Baru setelah revolusi Turki menjadi Negara sekuler
hal itu dapat terwujud.
Okee, melenceng sedikit ke
wilayah Asia kecil supaya untuk kembali mengingatkan apa dan siapa itu Yahudi.
Sekarang kita masuk ke pembahasan.
GEDUNG
BAPPENAS DAN MONUMEN YAHUDI
Terletak di Taman Surapati,
gedung ini merupakan salah satu asset kawasan Menteng, kota taman pertama di
Indonesia. Pada masa kolonial, Taman Surapati bernama Burgermeester
Bischopplein utuk mengabadikan nama Bisschop, wali kota Batavia pertama (
1916-1920 ). Dan gedung ini dibangun pada tahun 1925 oleh F.J.L Ghijsels,
seorang insinyur keahiran Tulung Agung, Jawa Timur.
Pada masa kolonial, Gedung
Bappenas pernah menjadi tempat pertemuan anggota tertinggi vrijmesdclarij atau freemason
dalam bahasa Inggris. Sang arsiteknya sendiri menguraikan, gedung yang kini
digunakan untuk menyusun rencana pembangunan, merupakan loge (loji)
perkumpulan freemason. Menurut Henry
Nurdi dalam buku jejak freemason &
zionis di Indonesia, cerita tentang berpengaruhnya Yahudi adalah
pembangunan gedung Bappenas yang kala itu bernama Adhuc Stat, yang berarti
berdiri hingga kini.
Dulu, di bagian atas gedung
yang bertuliskan Bappenas tertulis Adhuc Stat. Sedang di kanan kirinya terdapat
dua lambang vrijmedsclarij yang jika disambung dengan garis akan membentuk
bintang David, lambang dan symbol suci kaum Yahudi. Bischop yang menjadi wali
kota Batavia dengan jabatan itu adalah seorang penganut agama Yahudi yang
berpengaruh. Terbukti , kala itu di Batavia terdapat pula sebuah freemason di
JL budi Utomo, Jakarta Pusat, yang kini menjadi kantor pusat pabrik obat dan
apotik kimia farma. Bahkan gedung tempat orang Yahudi melakukan kegiatan ritualnya
dengan kedok ‘pluralisme’ juga terdapat di pasar turi, Surabaya. Dulu gedung
ini, menurut pelacakan Henry Nurdi, bernama ‘Lux Orientis Le Droit Humain’ yang berarti Cahaya Timur
Hak Manusia.
Sebelum menjadi gedung
Bappenas, gedung Adhoc Stat ini pernah menjadi tempat mengadili tokoh yang
dituduh terlibat G30S dalam siding Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub)
seperti tokoh PKI Nyono, di samping Menlu Subandrio dan panglima AURI Laksamana
Omar Dhani. Sebetulnya ini merupakan sejarah suram bagi Yahudi, sebab lahirnya
komunisme dibidani Karl Marx yang berdarah Yahudi.
Sejak mas VOC, penduduk Yahudi
memang sudah tersebar di Hindia Belanda. Dibeberapa wilayah yang menjadi
pusatnya seperti Noord]wijk ( kini jalan juanda ) dan Risjwijk ( Jl Veteran )
terdapat sejumlah toko besar milik etnis ini seperti Oleslaeger, Goldenberg,
dan Ezekiel. Bahkan, menurut budayawan Ridwan Saidi, kawasan LaanHole ( kini
Jl. Sabang ) dulu terdapat sebuah hotel milik Yahudi.
Pada 1956 Pemda DKI mencatat
masih banyak keluarga Yahudi di Jakarta, bahkan 12 di antaranya memegang paspor
Israel, 56 orang memegang paspor Cekoslowakia, 22 orang memegang paspor
Polandia, dan 38 orang Yahudi memegang paspor Rusia. Pada 1957 ada sekitar 450
Yahudi di Indonesia, Sebagian besar di Jakarta dan Surabaya.
Komentar
Posting Komentar
Bagaimana menurut anda ?