Bukan Siapa ? Adalah Kita

Ku hirup udara segar diperlintasan gelap dan terang
Pada lorong-lorong langit yang membentangkan awan biru yang mengawang
Pagi ini tepat 05.45 aku berdiri di depan gerbang
Menyambut hari yang begitu digadang-gadang
Senin, pergumulan antara kemalasan dan kewajiban para petualang
Aku yang menelanjangi waktu ku dengan produktivitas, dan mereka para pemilik barang

Aku berjalan dengan pikiran terbang dan tentang bayang-bayang
Mengapa orang harus diciptakan dihambakan dan menghambakan
Bukankah aku hidup di dalam zaman baru yang sarat prinsip kesetaraan dan persaingan
Ataukah aku masih hidup dalam alam feodalisme raja-raja kuno ?
Atau ide itu yang masih terus hidup menempel dalam tubuh zaman baru ?

Kuturuni roda dua ku, dan bergegas jalan menginjak aspal kering kerontang bergelombang
Ku belum habis pikir, tentang pendidikan ?
Feodalisme harus mati, hilang, disapu angin kesegaran zaman terang !

Agama, etika, kata, angka merupakan sekumpulan simbol pemberi makna pada
Intelektual,
Emosional,
Dan spritual
Maka teori pendidikan begitu sempurna dalam sekumpulan kata pada tabel data, yang nyata ?

Pendidikan seperti obat harusnya ia pahit, digambarkan seharusnya sebuah kenyataan yang ada
Hingga tidak ada yang ditutupi barang sedikit luka menimpa
Pada tanah air dan bangsa
Agar kelak mereka mengerti, bagaimana caranya tidak menjadi manusia berwatak ganda

Yang berbicara berkoar-koar ketika ditekan meintih
Yang menegakan kepala kepada bawahan dan menunduk pada atasan
Yang rajin ketika dilihat dan diam tanpa salah ketika dibiarkan
Yang mensuci dalam kata dan kotor dalam tindak

Bukan tugas siapa ? Tapi kita
Disetiap hembus angin senja
Dikala himpitan masalah sedia bijaksana
Meski senang dan tak lupa

Kita melawan lupa
Kepada ego
Kepada kekalahan jiwa
Bukan siapa
Ialah kita
Darah Indonesia Raya !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gedung Bappenas Pernah Jadi Monumen Yahudi ?

sang revolusioner jalan pembebasan atau jalan munuju tangga kekuasaan ?